Trauma dan harapan; memoar gadis kecil.
Oleh Uripa
(Sumber dari akun @filmkurdu_minako78)
Sowon (2013) dalam bahasa inggris diartikan menjadi Hope. Film yang diangkat dari kisah nyata kasus pemerkosaan anak di bawah umur pada tahun 2008, di Korea Selatan. Film ini disutradarai oleh Lee Joon Ik dan berhasil memenangkan berbagai penghargaan dua tahun berturut-turut sebagai film terbaik dan penghargaan lainnya di berbagai festival seperti 34th Blue Dragon Film Award (2013) dan 50th Baeksang Arts Award (2014). Lee Joon Ik menggandeng Sol Kyung Gu, Uhm Ji Won dan Lee Re sebagai pemeran di film Hope.
So-won (Lee Re) gadis berusia 9 tahun yang periang dan mandiri. Ayahnya Dong-hoon (Sol Kyung Gu) seorang buruh di pabrik dan ibunya Mi-hee (Uhm Ji Won) penjaga toko klontong miliknya. Kedua orang tuanya sibuk dengan aktivitasnya masing-masing sehingga menuntut So-won menjadi anak mandiri dalam segala hal, ia gadis yang suka melukis dan gemar menonton film kartun.
Kejadian bermula pada pagi hari, ketika So-won pergi ke sekolah dengan cuaca hujan mengguyur di daerah sekitar rumahnya. Gadis itu berangkat sendirian dengan berbekal payung dan ingatannya yang tajam perihal rute yang setiap hari dilaluinya. Tengah-tengah perjalan, hampir sampai di depan sekolah So-won bertemu dengan laki-laki paruh baya dalam keaadan mabuk dan meminta berbagi payung. Gadis kecil yang polos, meski ia sedikit ketakutan dengan kedatangan orang asing, ia tetap membagi payungnya. Sialnya, ia harus mengalami penyiksaan secara fisik dan psikologi karena mendapatkan kekerasaan seksual dan penganiayaan oleh laki-laki asing itu di tempat pabrik kosong dekat sekolah.
So-won mengalami luka yang sangat parah dan harus dioperasi, terlebih setelah operasi gadis kecil itu harus mengenakan colostomy bag seumur hidupnya. Di sini, Lee joon ik mengemas film begitu apik dan menguras air mata penonton, bagaimana tidak? luka di sekujur tubuh dengan segala resiko kecacatan seumur hidup harus di alami gadis kecil yang masih berumur 9 tahun, bukan hanya itu psikologinya pun menjadi dampak terbesar dalam kehidupan yang dijalani So-won akibat kekerasan seksual. Tidak berhenti di situ, orang tua So-won juga harus berjuang melawan trauma yang dialami anaknya. Memperjuangkan hak anaknya agara pelaku kejahatan ditangkap dan dihukum secara adil.
Kejadian yang menimpa So-won menjadi berita yang hangat dan tersebar di seluruh kota lewat media masa. Dong-hoon berusaha menyelamatkan putrinya dari awak media agar tidak terekspos, berlarian menuju kamar vip rumah sakit namun cairan yang ada di colostomy bag keluar dan ia berusah membersihkannya. Namun So-won mengalami gangguan stress pascatrauma yang dialaminya, sehingga ia menganggap ayahnya sebagai laki-laki yang melakukan kejahatan terhadap dirinya dan tidak ingin bertemu ayahnya. Hal tersebut membuat luka dan kesedihan mendalam bagi seorang ayah.
Mi-hee, ibu So-won bersama-sama temanya dan seorang psikiater berusaha menyembuhkan trauma yang dilamai So-won dengan berkostum kartun kesukaannya. Perlahan dan penuh kesabaran, luka trauma yang dialami So-won sedikit membaik.
So-won harus menjadi saksi atas kasus yang dialaminya untuk menjerat pelaku. Namun, pelaku hanya dijatuhi hukuman 12 tahun penjara dengan alasan dirinya dalam keadaan mabuk. Klimaks dalam film ini memuncak, ketika Dong-hoon berniat membunuh pelaku namun dihentikan oleh So-won. Seluruh keluarga dan hadirin yang ada dipersidangan marah dan tidak terima atas keputusan hakim, karena dinilai tidak adil.
Scene terakhir, menampilkan narasi So-won yang masih harus berjuang melawan trauma, meski harapan baru ia temukan dengan hadirnya adik laki-laki di tengah-tengah keluarga mereka.
Kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur menjadi momok menakutkan, bagaimana tidak? Bukan hanya kekerasan secara fisik yang dialami, melainkan mental pun harus ditanggung oleh korban. Hope, salah satu film yang mengangkat kisah nyata perihal kekerasan seksual yang terjadi di lingkup masyarakat. Film yang menampar keras betapa mengerikannya dampak dari kekerasan seksual dan lemahnya hukum atas kasus tersebut. Film ini juga, menyadarkan kita sebagai orang tua agar menjaga dan memberikan pengawasan terhadap anak-anak yang masih kecil.
Comments
Post a Comment