Senja di Jakarta: Melepas September
- Oleh Uripa
September, kau selalu memilih kering dan tandus
Kemarau telah memelukmu sejak pagi-pagi yang dingin hingga malam yang pengap
Langit tak pernah menangis, sore selalu turun dengan senyum merah dan gumpalan awan yang menggemaskan
Jakarta tertawa, gedung-gedung bercengkrama
dan berencana makan malam bersama.
Jalanan di luar murung, gang sempit duduk diam ketakutan
Senja yang gagah pergi meninggalkan asap
Kota terbakar tanpa api
September pamit, dengan caranya yang lugu
Jakarta kembali tertawa; melepas September yang diam-diam terluka.
Cirebon, September 2019
September, kau selalu memilih kering dan tandus
Kemarau telah memelukmu sejak pagi-pagi yang dingin hingga malam yang pengap
Langit tak pernah menangis, sore selalu turun dengan senyum merah dan gumpalan awan yang menggemaskan
Jakarta tertawa, gedung-gedung bercengkrama
dan berencana makan malam bersama.
Jalanan di luar murung, gang sempit duduk diam ketakutan
Senja yang gagah pergi meninggalkan asap
Kota terbakar tanpa api
September pamit, dengan caranya yang lugu
Jakarta kembali tertawa; melepas September yang diam-diam terluka.
Cirebon, September 2019
Comments
Post a Comment