Sastra; hidup, pilihan dan kebebasan
Oleh Uripa
(Sumber gambar dari Film Dead Poets Society)
Dead Poets Society. Film produksi Amerika tahun 1989 yang di sutradarai oleh Peter Weir, bercerita tentang 7 siswa di Academic Walton dan seorang guru nyentrik dengan cara pengajaran yang luar biasa.
Film berlatar di Akademi Welton di Vermont, pembuatan film asli bertempat di St. Andrew's Schooldi Delaware.
Sebuah buku yang diadaptasi dari skenario film ini juga diterbitkan dalam judul yang sama (sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia) ditulis oleh Nancy H. Kleinbaum.
Film ini memenangi Penghargaan Oscar untuk kategori Skenario Asli, dan juga nominasi Pemeran Utama Pria Oscar untuk Robin Williams, Sutradara Terbaik Oscar dan Film Terbaik Oscar.
Film ini memenangi Penghargaan Oscar untuk kategori Skenario Asli, dan juga nominasi Pemeran Utama Pria Oscar untuk Robin Williams, Sutradara Terbaik Oscar dan Film Terbaik Oscar.
John Keating (Robin William) guru pengganti yang memberi inspirasi pada murid-muridnya dan mengajak mereka untuk mengenal puisi. Yang menarik dari film ini adalah murid diajarkan untuk berpikir bebas dan menetukan pilihan hidupnya sendiri, serta percaya diri atas apa yang ada dalam dirinya.
Pilihan dan kebebasan menjadi salah satu masalah dan pergulatan batin tersendiri bagi Neil Perry (Robert Sean Leonard), salah satu murid yang memutuskan untuk belajar dan menekuni dunia drama daripada kedokteran (yang disarankan dan harapkan orang tuannya). Neil akhirnya bunuh diri di ruang kerja ayahnya setelah penampilan perdana dramanya dan gagal menyenangkan orang tuanya. Murid lainnya yang bernama Charlie Dalton (Gale Hansen), juga mengalami Drop out dari akademi tersebut karena menentang peraturan akademi yang berlandaskan pada prinsip: Tradisi, Kehormatan, Disiplin, dan Prestasi.
Dunia pendidikan; bagaimana film ini juga mengemas poin paling penting dalam proses belajar dan otoritas lembaga yang berperan hanya sekadar pengarah bukan penentu, film ini menyadarkan kita bahwa segala sesuatu hanya diri kita sendiri yang tahu dan menentukan pilihan paling tepat. Memberi kebebasan dalam proses belajar dan memahami sesuatu dari berbagai sudut pandang, bukan hanya satu. Salah satu kalimat terbaik dari dialaog film ini adalah "When you read, don't just consider what the author thinks, consider what you think." - John Keating-
Comments
Post a Comment