Merayakan Kehilangan

- Oleh Uripa


Malam yang tenang.
Tidak ada hujan yang deras dan gemuruh petir.
Langit cukup ramai dengan taburan bintang.
Kau tahu, aku tidak ingin menulis puisi lagi, sejak dunia kata runtuh dan kehilangan adalah satu-satunya perayaan yang paling menyakitkan.

Pagi adalah harapan, sedang malam ini aku merebah pada rindu yang terlalu tabah.
Kau pergi, meninggalkan kata tanya yang tidak pernah ada jawabannya.
Sedang aku, menunggu kekosongan waktu. Barangkali, waktu tidak pernah berhenti meski cerita berakhir di satu titik.

Ingatan adalah kumpulan kata
Sedang semesta mengunci ribuan kata dalam laci kenangan.
Dan aku terjebak di ruang sempit
Terbata-bata dan sakit.

Malam terlalu gelap untuk mengeja rahasia semesta. Sedang bintang terlalu gugup untuk menertawakan takdir.
Kita tidak pernah mengerti, Hidup dipenuhi kecemasan-kecemasan.

Cirebon, 20-02-2020

Comments

Popular Posts