Tertawa bersama Luka
- Oleh Uripa
Gerimis basahi tanah, kulihat titik air mengalir diam-diam di celah bebatuan depan rumah. Tenggelam semakin tenggelam.
Secangkir teh dan lagu-lagu india, sore yang gelap di ujung barat.
Sebulan sudah, tenggat waktu yang cukup lama atau barangkali baru kemarin.
Orang bijak berkata: "yang menyakitkan dari perpisahan bukanlah perpisahannya, melainkan kenangan yang ada."
Dengan cara apapun, perpisahan adalah perpisahan. Menyakitkan.
Bagaimana bahagia bisa dikatakan sederhana, jika hanya dengan terluka semuanya menghilang.
Bagaimana kau sebut baik-baik saja, jika tertawa adalah seni untuk melupa sementara.
Ribuan mil kutinggalkan, menyalami langit di kota yang ramai.
Barangkali, akan kutemukan senyum terindah setelah kepergian.
Gerimis basahi tanah, kulihat titik air mengalir diam-diam di celah bebatuan depan rumah. Tenggelam semakin tenggelam.
Secangkir teh dan lagu-lagu india, sore yang gelap di ujung barat.
Sebulan sudah, tenggat waktu yang cukup lama atau barangkali baru kemarin.
Orang bijak berkata: "yang menyakitkan dari perpisahan bukanlah perpisahannya, melainkan kenangan yang ada."
Dengan cara apapun, perpisahan adalah perpisahan. Menyakitkan.
Bagaimana bahagia bisa dikatakan sederhana, jika hanya dengan terluka semuanya menghilang.
Bagaimana kau sebut baik-baik saja, jika tertawa adalah seni untuk melupa sementara.
Ribuan mil kutinggalkan, menyalami langit di kota yang ramai.
Barangkali, akan kutemukan senyum terindah setelah kepergian.
2019
Comments
Post a Comment