Badai
—
Oleh Uripa
Malam yang risau menunggu pagi yang tak kunjung datang
Denting waktu kian menakutkan. Gelap.
Aku kira badai sudah mulai surut ternyata masih saja datang dalam bentuk lain.
Hidup adalah serangkaian luka.
Isi kepalaku hampir pecah.
Penuh dan sesak oleh kata-kata duka.
Ibu yang duduk di depan pintu memeluk tangisnya.
Sedang Bapak yang termenung di halaman belakang dengan kalimat yang terkunci.
Kita tidak pernah tahu; bahwa kematian begitu menyakitkan.
Sapardi dengan dongen hujannya; “Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu.”
Hujan bulan juni datang dengan tiba-tiba
Rintiknya tak lagi teduh, tak lagi tabah.
Mengapa?
Rindu serupa dupa
Menjalar ke seluruh tubuh
Bagaimana dengan temu?
Ketika raga tak lagi bisa berjumpa.
Cirebon, Juni 2023
Uripa
Comments
Post a Comment