Telaga Tabah
Oleh Uripa
(sumber foto www.islampos.com)
Pagi buta, engkau tanam doa-doa; dalam diam tangis air mata
Seluruh jerih tak pernah alpa dimakan waktu
Keringat berjatuhan di rak-rak dadamu
engkau pikul terik harapan di pundakmu
dan berjalan di sepanjang usia yang mencuci perihmu
Siang yang panjang, lelah berserakan di telapak tanganmu
dan jari-jari angin menyusuri kanal deritamu
lalu ia membawanya ke telaga tabah
engkau dipenuhi kesentosaan yang bersuratkan di buram matamu.
Demikianlah hidup, bagimu
Pagi berganti panas matahari memburu sore
menyongsong gelap.
Malam yang tenang, kudapati kau dalam kamar yang memar
engkau berpeluk sajadah
dan bulir-bulir tasbih
mengelus mimpimu yang sederhana
engkau yang terlelap dalam guguran risau di putih rambutmu.
Ayah
engkau istirah di telaga itu
menampung segala kehidupan di ringkih tubuhmu
Ayah
engkau adalah puisi yang tak pernah selesai ku baca
kisahmu yang panjang dan berliku
di lembah matamu aku mengeja rindu
Cirebon, November 2020
Comments
Post a Comment