Shutter Island dan Mimpi

- Oleh Uripa
(sumber gambar dari @critc.m)

Kau tahu, deburan ombak dan badai di Buston Harbor barangkali bukan sebuah ancaman bagi Teddy, melainkan kenangan yang pahit dalam hidupnya adalah ancaman nyata baginya. Shutter Island, film epik garapan sutradara Martin Scorsese aku tonton.

Martin berhasil membawa penonton dalam plot twistnya. Film ini diadaptasi dari sebuah novel yang berjudul sama. Aku membayangkan, membaca bukunya di bawah surya tenggelam, menikmati lanskap langit dengan sepotong kenangan dan hidangan teh hangat. Tentunya bersamamu.

Dunia ini begitu menakutkan, meminjam kata-kata Teddy, "apa yang lebih buruk: hidup sebagai monster atau mati sebagai pria baik?". Masing-masing dari kita adalah monster yang menakutkan, kau bisa menyembunyikannya. Jauh, jauh dalam kenangan kelam yang hanya diri sendiri yang tahu.

Aku berbisik pelan, "kau lebih memilih hidup sebagai monster atau mati sebagai pria baik?". Diam. Kau terdiam lalu tertawa. Kau berbalik tanya, "apa yang akan kau pilih?". Aku tersenyum, "aku akan hidup sebagai mimpi. Sayang."

Comments

Popular Posts